Baru! Pertama Kalinya SMAN 2 Ungaran Gunakan E-Voting Untuk Pelaksanaan Pemilihan Ketua OSIS

(Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS SMAN 2 Ungaran dilaksanakan dengan sistem e-voting dengan perangkat komputer yang telah disediakan pada bilik suara – Dok. Tim Jurnalistik SMADA)

UNGARAN – SMA Negeri 2 Ungaran melaksanakan Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS periode 2023/2024 pada Rabu (03/10), yang berlokasi di Aula MGMP SMA Negeri 2 Ungaran. Pemilihan ini diselenggarakan oleh MPK SMA Negeri 2 Ungaran dan diikuti oleh seluruh warga sekolah, baik siswa, guru maupun karyawan.

Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS adalah salah satu kegiatan demokrasi di lingkungan sekolah, dimana para warga sekolah dapat memilih Ketua dan Wakil Ketua dari Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS, sesuai dengan hati nurani masing-masing.

Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS periode 2023/2024 ini berbeda dari tahun sebelumnya, dimana selain acara pemilihan ini dikolaborasikan dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), pemungutan suara juga dilaksanakan menggunakan sistem e-voting atau pemungutan suara secara elektronik, alih-alih menggunakan surat suara.

Penggunaan sistem e-voting ini dinilai lebih efektif dan efisien daripada metode konvensional dengan surat suara. “E-voting ini jauh lebih efektif dibanding menggunakan surat suara, karena bisa menghemat waktu serta meminimalisir pelanggaran pencoblosan seperti golput, atau suara tidak sah” ujar Amir Faza, ketua Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMA Negeri 2 Ungaran.

Penggunaan e-voting juga dinilai lebih hemat biaya dan ramah lingkungan, karena tidak menggunakan kertas untuk memungut suara. Juga dengan menggunakan sistem e-voting, penyelenggara pemilihan tidak perlu melakukan penghitungan suara, karena sudah otomatis dihitung oleh komputer.

Namun, metode e-voting juga memiliki kekurangan. Pak Widiyandoko Sumarsono, salah satu guru fasilitator projek dan panitia pemilihan ketua OSIS mengutarakan bahwa untuk menyelenggarakan pemilihan dengan sistem e-voting, perlu proses pemrograman yang rumit di awal persiapan.

Ia juga menjelaskan, Sebagian besar warga sekolah masih perlu untuk beradaptasi dengan sistem ini, karena belum pernah digunakan sebelumnya. “Kalau dari segi efisiensi, jelas lebih unggul e-voting, walaupun tadi terdapat guru dan siswa yang sudah memilih namun terjadi kendala. Namun dapat diatasi dengan adanya panitia MPK yang mendampingi pemilih”.

Salah satu kendala yang ia ungkap adalah ketika terdapat error pada koneksi internet. “Lalu ada juga dimana koneksi wifi error sehingga website tidak bisa diakses. Namun ketika ditunggu beberapa saat, website dapat diakses kembali”.

Meskipun begitu, Pak Widiyandoko lebih senang jika menggunakan sistem e-voting ketimbang menggunakan surat suara. “Lebih enak menggunakan e-voting, karena ribetnya di awal saja.” terang Pak Widiyandoko.

Oleh: Fichello (Tim Jurnalistik SMADA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.